1.
Imunosupresi (menghambat system)
Polisiklik aromatik hidrokarbon
atau biasa disebut PAH adalah suatu golongan komponen organik yang terdiri dari
lebih dari dua cincin aromatik. PAH dibentuk melalui pembakaran tidak sempurna.
PAH dapat masuk kedalam tubuh melalui makanan, asap rokok, asap knalpot atau
asap hasil pembakaran oleh industri. Pada makanan yang dibakar seperti
pemasakan daging atau ikan atau makanan lain yang menggunakan panas dari api secara langsung dapat membuat lemak pada
makanan meleleh dan menetes pada api dan menghasilkan komponen senyawa PAH. Senyawa kimia
yang terbawa oleh asap pembakaran akan melapisi permukaan makanan. Akibatnya
semakin lama paparan terhadap api, maka semakin banyak PAH yang menempel
pada makanan. Makanan yang telah diproses pada suhu tinggi seperti penggorengan
dan pembakaran adalah sumber utama PAH. Pada daging dan ikan yang telah
dibakar ditemukan PAH sebanyak 200 µg/kg makanan. Pada daging barbeque,
ditemukan PAH sebanyak 130 µg/kg makanan. Sedangkan untuk makanan yang belum
diproses memiliki jumlah PAH sebanyak 0.01-1 µg/kg makanan.
Imunosupresi
akibat toksisitas PAH bagi kesehatan manusia dapat memperbesar kerentanan tubuh
terhadap bakteri, parasit dan virus, serta kerentanan terhadap kanker.
Utamanya
bagi kanker, disebabkan karena adanya senyawa Hidrokarbon polisiklik aromatic
tertentu yang bersifat karsinogenik dan mutagenik, artinya ada yang bersifat
kanker. Senyawa ini dapat menghasilkan tumor pada tikus dalam waktu yang sangat
singkat meskipun hanya sedikit yang dioleskan pada kulitnya. Hidrokarbon
karsinogenik ini tidak hanya terdapat pada tar batu bara, melainkan juga pada
jelaga dan asap tembakau dan dapat terbentuk dalam daging bakar. Efek
biologisnya telah diketahui sejak lama, yaitu sejak 1775, ketika jelaga
didefinisikan sebagai penyebab kanker zakar para pembersih cerobong. Kejadian
kanker bibir dan jantung juga dijumpai pada pengisap rokok. Bahkan PAH telah
dipercaya sebagai salah satu penyebab utama kanker paru-paru. Dr Hecht dan
rekan menuturkan senyawa PAH yang disebut dengan fenantrena dalam rokok cepat
membentuk zat beracun dalam darah yang menyebabkan mutasi hingga memicu
terjadinya kanker.
Cara
karsinogen ini menyebabkan kanker sekarang sudah mulai terungkap. Untuk
mengeliminasi hidrokarbon, tubuh mengoksidasinya agar lebih larut dalam air,
sehingga lebih mudah diekskresikan. Produk oksidasi metabolik tampaknya
merupakan penyebab utama kanker. Contohnya, salah satu karsinogen yang paling
kuat dari jenis ini adalah benzo[a]pirena. Oksidasi enzimatik mengkonversinya
menjadi diol-epoksida seperti ditunjukkan pada gambar di bawah.
Diol-epoksida ini kemudian
bereaksi dengan DNA sel, menyebabkan mutasi yang akhirnya mencegah sel
bereproduksi secara normal.
2.
Penyebab Toksisitas Reproduktif
Toksisitas
reproduktif atau Toksikologi
Reproduksi adalah kondisi yang muncul akibat efek-efek berbahaya dari suatu zat
kimia yang merugikan fungsi seksual dan sistem reproduksi kaum laki-laki dan
perempuan sekaligus efek yang mengganggu perkembangan normal baik sebelum
maupun sesudah lahir (juga disebut toksisitas perkembangan)
Beberapa golongan PAH, seperti
Benzo[a]pyrene, diketahui dapat menganggu fungsi reproduksi. Penelitian yang
dilakukan pada tikus percobaan menunjukan bahwa paparan Benzo[a]pyrene dapat
mengurangi tingkat kesuburan tikus betina. Pada dosis yang cukup tinggi,
Benzo[a]pyrene dapat menghancurkan sel telur sehingga tidak dapat dibuahi oleh
sperma. selain itu Benzo[a]pyrene yang dikonsumsi oleh tikus hamil
ternyata mampu pindah ke jaringan plasenta dan masuk ke dalam jaringan embrio
dan memicu terjadinya resorpsi kembali janin oleh rahim atau kematian pada
janin.
Bahkan berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian Penyakit AS,Studi
tahun 2007 menggunakan model tikus menunjukkan kalau paparan pada hidrokarbon
aromatik polisiklik ketika lahir dan menyusui mengurangi jumlah sel telur
di rahim anak perempuan yang dilahirkan hingga dua pertiga.
No comments:
Post a Comment